Rabu, 18 September 2013

PROPOSAL TESIS

BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang

Sekolah atau madrasah merupakan suatu organisasi yang didalamnya terdapat sturktur yang telah diatur sedemikian rupa sehingga masing-masing bagian dari organisasi tersebut mampu memahami dan menjalankan tugasnya sesuai dengan posisinya. Dalam sebuah organisasi tentunya sangat diperlukan suatu pemimpin atau istilah dalam dunia pendidikan adalah Kepala Sekolah / Madrasah. Tugas pokok dan fungsi dari kepala sekolah / madrasah biasanya sering disingkat dengan  EMASLIM  yaitu Edukator, Manajer, Administrator, Supervisor, Leader, Inovator, Motivator.
Kepala Sekolah sebagai Educator / Pendidik bermakna sebagai sebuah proses pembentukan karakter yang didasari nilai – nilai dari Esensi Pendidikan. Proses Penbentukan Karakter didasarkan, pada : Alat Pendidikan, Kewibawaan, Keteladanan Kasih Yang Tulus Penguatan , dan Ketegasan Yang Mendidik. Dalam konteks kependidikan dimana Kepala Sekolah / Madrasah berperan sebagai Pendidik haruslah berorientasi pada tindakan : Bertindak sebagai Guru, Membimbing Guru, Membimbing Karyawan, Membimbing Siswa, Mengembangkan Staff, Belajar IPTEK, Memberi contoh mengajar.
Kepala Sekolah / Madrasah sebagai Manajer bermakna adalah seluruh kemampuan dalam mengelola sumber daya untuk mencapai tujuan institusi pendidikan secara efektif dan efisien melalui fungsi – fungsi manajerial, dengan bertindak dalam : Menyusun Program, Menyusun organisasi kepegawaian, Menggerakkan staff, Mengoptimalkan Sumber Daya Manusia.
Kepala Sekolah / Madrasah sebagai Administrator bermakna Kepala Sekolah / Madrasah adalah Insan yang mengatur Penatalaksanaan Sistem Administrasi pada bidang-bidang : Murid, Kurikulum dan Pembelajaran, Personil, Keuangan, Tata Usaha, Sarana dan Prasarana, Hubungan Masyarakat, dengan berorientasi pada program kegiatan : Mengelola Administrasi Kegiatan Belajar Mengajar ( KBM ) dan Bimbingan dan Konseling (BK), Mengelola Administrasi Kesiswaan, Mengelola Administrasi Keuangan, Mengelola Administrasi Sarana / Prasarana, Mengelola Administrasi Komite Sekolah.
            Kepala Sekolah / Madrasah sebagai Supervisor adalah upaya – upaya dalam membantu dan mengembangkan profesionalitas guru, dengan berorientasi pada : Teknik Individu, Kelompok Kunjungan Kelas, Kegiatan – kegiatan yang dapat dilakukan dalam konteks Kepala Sekolah / Madrasah sebagai Supervisor , adalah : Menyusun program supervisi, Melaksanakan supervisi, Memanfaatkan hasil supervisi.
Kepala Sekolah / Madrasah sebagai Leader / Pemimpin , adalah upaya – upaya untuk mempengaruhi orang – orang untuk bekerjasama mencapai tujuan , dengan berorientasi pada tugas dan berorientasi pada hubungan. Langkah – langkah dalam pemahaman Kepala Sekolah / Madrasah sebagai Leader adalah : Kemampuan menampilkan pribadi, Kemampuan mengenal bawahan / peserta didik, Kemampuan memahami visi dan misi sekolah, Kemampuan mengambil keputusan, Kemampuan berkomunikasi.
Kepala Sekolah / Madrasah sebagai Inovator adalah pribadi yang dinamis dan kreatif, yang tidak terjebak pada suatu rutinitas. Pribadi yang inovator harus melakukan upaya – upaya : Kemampuan menemukan gagasan – gagasan baru atau kekinian, Melakukan pembaharuan di sekolah.
Kepala Sekolah / Madrasah bertindak sebagai Motivator adalah Kemampuan memberi dorongan agar seluruh komponen pendidikan dapat berkembang secara profesional, dengan mengembangkan kemampuan : Kemampuan mengatur lingkungan kerja, Kemampuan mengatur suasana kerja, Kemampuan menerapkan prinsip, Penghargaan dan hukuman, (Benny Yusuf; 16 Juni 2010).
            Tidak hanya kepala sekolah / Madrasah yang memiliki peran strategis dalam sebuah lembaga pendidikan, namun ada yang justru memiliki peran yang sangat penting yaitu guru yang merupakan ujung tombak dari proses belajar mengajar. Karenanya kesungguhan dan keikhlasan dalam mengajar sangatlah diperlukan. Tanpa ada kesungguhan dan keikhlasan maka sulit rasanya akan dapat memperoleh hasil belajar yang maksimal.  
Salah satu faktor yang menjadi tolak ukur keberhasilan sekolah / madrasah adalah  kinerja guru. Kinerja guru yang dimaksud adalah hasil kerja guru yang terefleksi dalam cara merencanakan, melaksanakan, dan menilai proses belajar mengajar (PBM) yang intensitasnya dilandasi oleh etos kerja, serta disiplin propesional dalam proses pembelajaran (John Whitemore:1997).
Madrasah Ibtidaiyah (MI) merupakan suatu organisasi yang memerlukan pengelolaan terpadu, baik oleh guru sebagai pelaksana kegiatan belajar mengajar dikelas maupun kepala madrasah sebagai pengendali kegiatan di madrasah. Koordinasi yang baik oleh kepala madrasah melahirkan pencapaian tujuan madrasah, serta tujuan para  individu yang ada di lingkungan madrasah. Disamping itu, keterpaduan kerja guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar serta penciptaan situasi yang kondusif merupakan prasyarat keberhasilan tujuan madrasah.
Dengan demikian, guru MI memegang peranan penting, baik dalam mengelola kegiatan belajar mengajar maupun dalam mengelola administrasi yang dapat menunjang keberhasilan tujuan madrasah. Meskipun demikian, aktifitas kerja guru MI dalam melaksanakan tugasnya masih turut dipengaruhi oleh adanya kepemimpinan kepala madrasah dan motivasi kerja apakah gaya kepemimpian kepala madrasah memiliki pengaruh terhadap  kinerja guru MI ?  Hal ini merupakan suatu pertanyaan yang memerlukan suatu pengkajian melalui penelitian.
Disamping masalah kepemimpinan kepala madrasah, faktor lain yang turut menentukan kinerja guru MI adalah motivasi kerja. Kuat dugaan bahwa motivasi kerja yang baik akan memberi  kinerja guru yang baik pula. Bagi kepala madrasah, persoalan yang dihadapkan kepadanya adalah bagaiamana menciptakan suatu situasi dimana bawahan dapat memperoleh kepuasan kebutuhan individualnya di dalam melaksanakan pekerjaan untuk mencapai tujuan madrasah. Atau dengan kata lain bagaimana kepala madrasah dapat menyesuaikan keinginan bawahan dengan jalan memberikan motivasi kerja agar tujuan madrasah dapat tercapai.  Motivasi adalah suatu proses psikologi yang terjadi pada seseorang akibat adanya interaksi sikap kebutuhan, keputusan, dan persepsi seseorang dengan lingkungannya.(John Whitmore :1997). Pandangan lain dikemukakan oleh Morgan, bahwa motivasi diartikan sebagai pendorong atau penggerak yang berasal dari dalam diri individu untuk bertindak ke arah suatu tujuan tertentu.(C.T.Morgan, R.A.King Jr. dan Schopler J : 1986)
Madrasah sebagai suatu organisasi yang di dalamnya terdapat personal guru, perlu dikembangkan motivasi kerja. Motivasi kerja dimaksud adalah suatu dorongan mental yang muncul dari dalam dan luar diri guru untuk melaksanakan tugas. Duncan mengemukakan motivasi kerja berkaitan dengan dorongan yang muncul dari diri seseorang untuk melakukan tugas secara keseluruhan berdasarkan tanggung jawab masing-masing. ( W.Jack Duncan : 1981). Bagi seorang guru madrasah, tugas dan tanggung  jawab tersebut terlihat pada aktifitas pembelajaran dan administrasi sekolah yang dikerjakan akibat dorongan dari dalam diri serta dorongan yang diberikan kepala madrasah. Pertanyaan yang muncul kemudian, Apakah motivasi kerja dapat meningkatkan kinerja guru madrasah? Hal ini memerlukan pengkajian, baik secara teoritis maupun pengujian secara empiris di lapangan.
   
B.   Indentifikasi Masalah
Sebagaimana telah disebutkan pada pendahuluan, bahwa kinerja guru dipengaruhi oleh berbagai faktor. Dua diantaranya yaitu faktor kepemimpinan kepala madrasah dan motivasi kerja. Kedua faktor tersebut diprediksi lebih banyak berpengaruh terhadap kinerja guru.
Tugas sebagai seorang guru, jika dilihat dalam kegiatan sehari-hari, sebenarnya meliputi tiga tugas utama, yaitu: Pertama, merencanakan pembelajaran, Kedua, pengelola atau melaksanakan proses pembelajaran, Ketiga, menilai atau mengevaluasi pembelajaran. Pertanyaannya kemudian adalah (1) Apakah guru MI selama ini telah melaksanakan tugas merencanakan pembelajaran dengan baik? (2) Apakah setiap guru MI telah membuat satuan pelajaran yang sesuai dengan karakteristik bidang studi dan karakteristik siswa yang dihadapinya? (3) Apakah dalam merencakana pembelajaran setiap guru MI mendapat pengarahan dari Kepala Madrasah? (4) Apakah guru MI dalam melaksanakan pembelajaran, menyiapkan media sesuai dengan materi yang diajarkan? (5) Apakah guru MI telah melaksanakan evaluasi pembelajaran sesuai dengan fungsinya? (6) Apakah fasilitas yang tersedia di madrasah telah mendorong keinginan guru untuk mengelola pembelajaran dengan  baik? (7) Apakah guru MI selama ini mendapatkan motivasi dari kepala madrasah sehingga mereka dapat meningkatkan kinerjanya? (8) Apakah  kepemimpinan kepala madrasah berpengaruh kepada peningkatan kinerja guru?
Berbagai pertanyaan yang dipaparkan diatas, merupakan rangkaian identifikasi masalah yang berkaitan dengan tugas guru dan diprediksi akan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja guru MI.
    
C.   Pembatasan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan pada latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka ruang lingkup masalah penelitian ini dibatasi pada pengaruh kepemimpinan kepala madrasah dan kinerja guru madrasah terhadap mutu pendidikan madrasah ibtidaiyah di kecamatan Kramatjati Kota Administrasi Jakarta Timur.

D.   Perumusan Masalah
Bertolak dari identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas, maka secara operasional permasalahan yang akan diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut :
  1. Apakah ada pengaruh antara kepemimpinan Kepala Madrasah terhadap mutu pendidikan madrasah Ibtidaiyah yang ada di kecamatan Kramatjati Kota Administrasi Jakarta Timur ?
  2. Apakah ada pengaruh antara kinerja guru MI terhadap mutu pendidikan madrasah Ibtidaiyah yang ada di kecamatan Kramatjati Kota Administrasi Jakarta Timur ?
  3. Apakah ada pengaruh secara bersama-sama antara kepemimpinan Kepala Madrasah dan kinerja guru MI terhadap mutu pendidikan Madrasah Ibtidaiyah yang ada di kecamatan Kramatjati Kota Administrasi Jakarta Timur ?

E.   Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan berkaitan dengan ada tidaknya pengaruh antara kepemimpinan kepala Madrasah dan kinerja guru MI terhadap mutu pendidikan madrasah yang ada di kecamatan Kramatjati Kota Administrasi Jakarta Timur, baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama. Di samping itu, penelitian ini dapat memberikan gambaran tentang berapa besar pengaruh kepemimpinan Kepala Madrasah terhadap mutu pendidikan madrasah yang ada di kecamatan Kramatjati Kota Administrasi Jakarta Timur. Demikian pula gambaran tentang seberapa besar pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja guru MI, serta berapa besar pengaruh secara bersama-sama antara kepemimpinan Kepala Madrasah dan motivasi kerja terhadap kinerja guru MI.
Apabila penelitian ini memperlihatkan bahwa terdapat pengaruh antara variabel, baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama maka hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh guru MI yang ada dikecamatan Kramatjati Kota Administrasi Jakarta Timur dalam meningkatkan kinerja guru. Selain itu, pihak Kementerian Agama ynag merupakan instansi terkait langsung dalam pembinaan guru MI, diharapkan memperhatikan pentingnya variabel kepemimpinan Kepala Madrasah dan variabel motivasi kerja dalam meningkatkan kinerja guru MI yang ada diwilayah kecamatan Kramatjati khususnya dan Kota Jakarta Timur pada umumnya. Sebaliknya, jika hasil penelitian ini tidak memperlihatkan adanya pengaruh antar variabel maka perlau dikaji variabel lain yang berhubungan dengan kenerja guru Madrasah Ibtidaiyah.  







contoh Praktek Jual Beli